Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Dekan Teknik Indonesia (FDTI) Dr Isradi Zainal menilai, ibu kota baru negara tidak hanya sekadar berkonsep Smart, Green, dan Forest City, seperti yang digagas oleh Kementerian PUPR dan Bappenas. Tetapi harus juga tampil menjadi safety city bagi masyarakat Indonesia.
Isradi Zainal yang juga Ketua umum Asosiasi Perusahaan Jasa K3 Riksa Uji Indonesia mengatakan ibu kota baru RI harus juga Blue city seperti yang diusulkan FDTI saat Rapat Kerja Nasional FDTI di Balikpapan, belum lama ini.
Isradi mengatakan, ibu kota baru itu juga harus menjadi Safety City yang menjamin keselamatan, keamanan dan kenyaman kota dan warganya.
Menurut Isradi, jika masyarakat yang berada di ibu kota baru membutuhkan kenyamanan tinggal dalam beraktivitas dan menjalani kehidupan. Budaya keselamatan dan kesehatan harus dipastikan dalam hidup masyarakat. Bahkan di semua aspek kehidupan.
“Semua sektor harus menerapkan konsep K3,” kata Isradi, Rabu (27/11/2019).
Isradi yang juga Dekan FTI Uniba itu menyampaikan gagasan ini pada Focus Grup Discusion di Kampus Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Gowa. Forum tersebut dihadiri sejumlah dekan fakultas teknik dari berbagai perguruan tinggi di Makassar.
Mereka yang hadir antara lain Dekan FT Unibos, Dekan FT Unismuh Makassar, Dekan FT UIM, dan Dekan FT UPRI. Hadir pula Pejabat Struktural Fakultas Teknik, Ahli K3 dan Kementerian Naker yang diwakili oleh Giawan dari Disnaker Provinsi Sulsel.
Mantan Ketua Maperwa Unhas itu, menjadi salah satu narasumber pada Focus Grup Discusion di Kampus Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang membahas Peran K3 di Bidang Teknik dan AMP; Keinsinyuran dalam menyongsong Ibu kota Negara Baru (IKNB).
Hal senada juga disampaikan akademisi Fakultas Teknik Unhas, Muhammad Syahid yang menyebut budaya K3 sangat penting lahir dan berkembang di kampus-kampus. Generasi masa depan yang diluluskan perguruan tinggi dinilai harus berbudaya K3, sehingga mampu membentuk lingkungan tempat kerja yang aman dan nyaman.
Dengan kesadaran ini, katanya, FTUH telah membentuk Unit Pengkajian dan Pengembangan K3 (UP2K3) yang berperan dalam membudayakan K3 di kampus teknik Unhas. Mulai dari pelatihan Ahli K3 Umum untuk dosen dan Mahasiswa, penyelarasan kurikulum K3, pembenahan K3 di laboratorium serta kerjasama Industri.
Harapannya, alumni fakultas teknik telah siap menerapkan K3 di tempat kerja ketika diterima di perusahaan.
“Saat ini, Fakultas Teknik Unhas sedang dipersiapkan sebagai pilot project Kampus berbasis K3,” katanya.
Sementara Dekan Fakultas Teknik Unhas Prof Arsyad Thaha menegaskan, dibutuhkan sinergitas dari seluruh unsur yang terkait dengan rencana IKNB. Fakultas Teknik perlu mempertimbangkan K3 masuk dalam kurikulum untuk menghasilkan lulusan yang berbudaya K3.
“Ini dibutuhkan untuk mencapai IKNB sebagai Safety City,“ katanya.
Sebelum FGD berlangsung, dilaksanakan Perjanjian Kerjasama antara Fakultas Teknik Unhas dan Fakultas Teknologi Industri Universitas Teknologi Balikpapan. (har)