Pelantikan Forum Dekan Teknik Indonesia Periode 2019/2021

Posted by

Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. Ainun Na’im, Ph.D, M.B.A., melantik Pengurus Forus Dekan Teknik Indonesia (FDTI) Periode 2019/2021. Sejumlah nama dilantik secara simbolis, diantaranya Ketua Umum FPDTI 2019/ 2021, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D., IPM., Asean Eng, Wakil Ketua Umum, Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., Ph.D, Sekretaris Jenderal, Dr. Ir. Isradi Zainal, MT, MH, MM, DESS, IPU., Asean Eng, Wakil Sekjen, Dr. Ir. Zakir Sabara, ST, MT,., IPM., Asean Eng, Bendahara, Ir. Seri Maulina, M.Sc., Ph.D dan Wakil Bendahara, Dr. Eng. Ir. Andi Rusdin, ST., M.Eng. Turut pula dilantik Ketua Wilayah Timur, Dr. Ir. M. Arsyad Thaha, MT, Ketua Wilayah Tengah, Dr. Ir. Hendri Budiono, M.Eng dan Ketua Wilayah Barat, Dr. Ir. Ari Sandyavitri, M.Sc.

Pelantikan pengurus baru FPDTI berlangsung di Sekolah Pascasarjana UGM, Selasa (10/9) disela-sela penyelenggaraan Asia-Pasific Engineering Faculty Summit (APEFS) dan Asean Engineering Deans Summit (AEDS) hari kedua hasil kerja sama UGM, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan AFEO 37 Indonesia.

“Pendidikan tinggi bidang teknik atau engineering merupakan prioritas karena memang dari segi jumlah penduduk, kemudian juga size atau ukuran dari negara kita yang relatif besar memerlukan jumlah lulusan bidang teknik atau engineering lebih besar dari yang ada sekarang,” kata Ainun membuka sambutan pengarahan seusai  pelantikan.

Ainun menyebut komposisi mahasiswa dan jumlah program studi saat ini mayoritas masih didominasi bidang sosial humaniora. Dominasi bidang sosial humaniora tersebut jika dirinci maka jumlah terbesar adalah pendidikan.

“Jadi, pendidikan ini over supply, banyak sekali, kita sekarang ingin switch, ya bergantian dari sosial humaniora ke bidang science dan teknologi,” ujarnya.

Selain kapasitas, kata Ainun, pemerintah berkeinginan meningkatkan kualitas di bidang science dan teknologi, sebab IABEE selaku lembaga akreditasi yang sesuai Washington Accord sudah berjalan.  Bahkan, PII belum lama juga memberi masukan sekaligus usulan agar pemerintah membuat akreditasi yang sifatnya nasional sehingga nanti akan ada 2 sistem akreditasi yang sifatnya nasional dan internasional yang sesuai dengan Washington Accord. Selain itu, perlu memikirkan dan membuat program-program agar membuat mahasiswa memiliki wawasan global yang sama pentingnya dengan wawasan nasional.

“Karena melihat diversity dari negara kita untuk pentingnya wawasan global perlu dibuat program-program. Saya kira Forum Dekan Teknik ini punya pengaruh atau power untuk membuat program seperti ini agar berjalan,” ucapnya.

Program-program tersebut, antara lain pertukaran mahasiswa (student exchange), faculty exchange dan pertukaran dosen. 

“Kementerian sesungguhnya sudah melakukan untuk pertukaran dosen antar fakultas dan program-program seperti ini yang sudah diinisiasi oleh pengurus lama perlu untuk diteruskan sehingga mahasiswa daerah bisa mengenal daerah yang lain,” imbuhnya. (Humas UGM/ Agung)

Sumber Berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *